Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Kamis, Februari 14, 2008

Dibalik Perayaan Valentine

Diposting oleh misbah06_blogspot.com
expr:id='"post-" + data:post.id'>

Bulan ini adalah bulan Februari, ada tradisi unik yang sering dirayakan oleh sebagian besar manusia pada bulan ini, khususnya para remaja. Tradisi tersebut tidak asing lagi dimata kita. Yah..! hari valentine, yang mereka asumsikan sebagai hari kasih sayang. Benarkah seperti itu?, adakah tuntunan perayaan valentine dalam agama kita? dan bagaimana pandangan syari’at tentang valentine? pada kesempatan kita akan membahas ada apa diabalik perayaan valentine ini. Selamat menyimak!

Memasuki bulan ini kita bnyak menyaksikan banyak media massa, mall-mall, pusat2 hiburan bersibuk ria menarik perhatian para rmaja, denan menggelar acara2 demi meyemarakkan sebuah acara yangt bernam "valentine" dan yang lebih ironis lagi bahwa pemuda-pemidi islam pun ikut ambil bagian dalam perayaan tersebut.
Dalam agama kita telah dijelaskan bahwa semua ibadah yang kita niatkan semata untuk Allah Subehanahu Wa Ta'alah, maka harus dilandasi pada dua hal yaitu iklas karena Allah da harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. artinya barang siapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada darasnya dalam agama kita, makaamalan tersebut tertolah bahkan diganjar dengan neraka wa iyadzubillah
perayaan valentine adalah "produk" yang berasal dari agama nasrani dan kemudian diikuti oleh remaja muslim di negeri ini padahal Rasululllah berkat pmelalui sabdanya :
"barang siapa meniru suatu kaum maka ia termasuk dari kaum tersebut"(H.R. at-Tarmidzi)
Kata imam ibnu Qayyim :memberi selamat atas ritual orang kafir yang khusus kepada mereka telah disepakati haram”. Bagi yang mengucapkannya, kalaupun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Karena berarti mereka telah memberi selamat atas perbuatn mereka yang menyekutukan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, bahan dosanya lebih besar disisi Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.
Mengarahkan fikrah yang islami
Fatwa Syeikh Ibnu Utsaimin tentang perayaan Valentine :Merayakan hari Valentine itu tidak boleh karena :

  • ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasarnya hukumnya di dalam syari`at islam
  • Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk salaf, maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makanan, minuman, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim bangga terhadap agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan.

Jadi telah jelas bagi kita bahwa perayaan valentine adalah ritual agama nasrani yang sama sekali tidak pernah diajarkan atau dicontohkan oleh generasi terdahulu, jadi masih perlukah seorang muslim bervalentine ria? Seorang muslim akan segera menolak setelah ia tahu hakikat sebenarnya dan segera bertaubat dari melakukannya. Tidak semua yang berdasarkan cinta adalah baik dari sisi agama. Sebenarnya dalam Islam tidak mengenal hari kasih sayang. Kasih sayang dalam islam terhadap sesama tidaklah terbatas dengan waktu dan di manapun berada, baik untuk keluarga, kerabat, dan sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor agama Islam itu sendiri. Nabi Sallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda ”cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri” (HR Bukhari).
Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan,namun sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap ummat manusia.
Dengan datangnya hari valentine, dikhawatirkan bagi kaum muda-mudi yang tidak mengerti akan terjerumus dalam hal-hal negatif dengan menafsirkan kasih sayang di hari yang spesial ini. Firman Allah Subhanallahu Wa Ta’ala: dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan satu jalan yang buruk” (QS. Al-Israa: 32). Yakni perbuatan yang dilarang oleh agama, baik secara terang-terangan maupun yang tersembunyi. Oleh karena itu, kita mesti sadar apa arti sesungguhnya sebuah kasih sayang itu, dan kemudian kasih sayang itu perlu diaplikasikan dalam setiap lini kehidupan kita, dan untuk mengaplikasikannya harus sesuai dengan tuntunan syariat (Al Qur’an dan As Sunnah).
Wallahu a`lam bis shawab.
Sumber:
v Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’ imah lil Buhuts Al-‘Ilmiayah wal Ifta’ (21203) tanggal 22/11/1420 H.
v Majalah Elfata edisi 02 vol 06/2005
v Majalah Elfata edisi 02 vol 07/2007


0 komentar:

Posting Komentar